8 Feb 2010


ANAK-ANAK sangat senang jajan. Berbagai penganan diolah sedemikian rupa hingga mampu menarik perhatiannya. Sayang, orangtua tak bisa sepenuhnya mengontrol pilihan jajanan anak. Bekali informasi seputar jajanan aman adalah tindakan pencegahan minimalis yang bisa dilakukan orangtua.

Menjaga kesehatan si kecil tentu tak cukup sampai di situ. Selanjutnya, bagilah informasi ini kepada si kecil agar mereka bisa lebih selektif dan bijak dalam memilih jajanan. Dengan bekal cukup, Anda bisa lebih tenang saat meninggalkannya bermain bersama teman-temannya.

Definisi jajanan aman

Kepala BPOM Palembang M Ali Bata Harahap memaparkan, jajanan aman adalah penganan yang bebas dari bahaya fisik, kimia, dan biologis. Apa saja yang tercakup bahaya fisik, kimia, dan biologis?

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahaya fisik berupa benda asing yang terdapat pada pangan, contoh rambut, kuku, perhiasan, serangga mati, batu atau kerikil, ranting kayu, pecahan gelas, potongan plastik, hingga kaleng. Karena itu, hindari jajanan tanpa penutup ataupun tanpa kemasan yang dijual di tempat terbuka. Hindari pula penganan yang dijual oleh penjual sembrono yang mengenakan perhiasan tangan karena berpeluang lepas dan jatuh ke dalam makanan.

Sementara bahaya kimia berupa cemaran bahan kimia yang masuk ke dalam pangan, termasuk pula racun yang sudah terkandung di dalam bahan pangan, seperti cairan pembersih, pestisida, cat, minyak, serta berbagai bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.

“Sedangkan bahaya biologis, dapat disebabkan oleh mikroba pathogen, penyebab keracunan pangan dari virus, parasit, kapang, dan bakteri,” tegasnya.

Agaknya sulit bagi kita mendeteksi jajanan aman yang bebas dari bahaya fisik, kimia, dan biologis. Tapi, terdapat panduan sederhana yang bisa membantu Anda menentukan laik tidaknya penganan yang diminati si kecil.

Amati dari bahaya kimia

Belilah jajanan yang dijual di tempat bersih dan terlindung dari matahari, debu, hujan, angin, dan asap kendaraan bermotor. Selain itu, pembeli diharapkan tidak membeli penganan yang dibungkus kertas bekas atau koran.

Juga, jangan terperdaya dengan harga murah. Biasanya, penganan yang dijual dengan harga murah cenderung dicampur bahan tambahan terlarang dan berbahaya, seperti bahan penganan jenis sintetis.

Adalah suatu kewajiban bagi pembeli untuk mengamati warna penganan yang hendak dibeli. Jika warna makanan atau minuman terlalu mencolok atau terlalu cerah, besar kemungkinan jajanan tersebut mengandung pewarna sintetis. Bila perlu cicipi dulu rasanya dan jika terdapat rasa menyimpang, besar kemungkinan mengandung bahan berbahaya dan bahan tambahan pangan berlebihan.

“Jika ada rasa pahit setelah mengonsumsi es campur, jelas produk itu mengandung sakarin berlebih. Penggunaan pengawet benzoate berlebihan memberikan rasa sepat dan pedas yang mengetarkan alat pengecap kita,” ungkapnya.

Aman dari bahaya biologis

Seruan untuk masyarakat, belilah pangan yang terbebas dari serangga dan hama serta terlindung dari pencemaran. Amati apakah pedangang tersebut menggunakan air bersih dan rutin mencuci peralatan masak yang digunakannya. Kemudian, beli dan pilih penganan yang telah dimasak dengan baik, seperti penganan berkuah harus dimasak hingga mendidih.

Sementara seruan untuk pedagang, semestinya rajin mencuci tangan dan menggunakan alat bantu yang bersih. Pedagang diminta tidak melakukan praktek buruk selama menangani penganan, misalnya merokok, meludah, makan, memegang rambut, hidung, wajah, atau anggota tubuh lainnya.