5 Jan 2010


BROKOLI adalah salah satu sayuran favorit warga Amerika Serikat. Kita pun tak asing lagi dengan jenis sayuran satu ini karena harganya cukup terjangkau, banyak tersedia, dan padat nutrisi penting untuk mendukung pola makan sehat.

Awalnya dikenal sebagai makanan khas imigran Italia, brokoli menawarkan cita rasa, vitamin, dan mineral. Bunga brokoli (berasal dari bahasa Italia “brocco”) kaya vitamin A, K, C, kalsium, dan serat. Seperti dipaparkan Eatingwell, Senin (4/1/2010), sayuran ini juga sumber manganese, potassium, dan magnesium yang baik.

Dalam setiap gigitan brokoli, terdapat kandungan phytonutrients, salah satu jenis sulforaphane yang ditemukan pada hampir semua sayuran (kubis, kembang kol, sawi dan sayuran lainnya). Sulforaphane yang menjadikan sayuran ini memiliki bau khas.

Ditilik dari segi kesehatan, sulforaphane melindungi tubuh dari bahaya kanker paru-paru, kanker usus, kanker perut, juga membunuh bakteri Helicobacter pylori, penyebab utama radang perut.

Tip memilih

Cari brokoli yang masih segar, berwarna hijau tua, dan brokoli yang rasio daunnya lebih tinggi ketimbang batangnya. Simpan batang brokoli, jangan dibuang karena bisa dimanfaatkan. Potong-potong kecil batang brokoli lalu masak bersama brokoli.

Kalau masih terdapat sisa brokoli, simpan dalam sebuah tas plastik kemudian masukkan ke lemari es. Brokoli bisa tahan hingga tiga hari.

Tip mengolah

Riset terbaru dalam Journal of Food and Food Chemistry memaparkan, brokoli mentah secara signifikan memberikan lebih banyak manfaat daripada brokoli rebus (proses memasak membuat sulforaphane terkunci hingga tak memberikan manfaat untuk tubuh Anda).

Dalam sebuah penelitian kecil, beberapa pria diminta mengonsumsi sekira satu cangkir brokoli mentah dan dimasak. Mereka yang makan brokoli mentah menyerap sulforaphane lebih cepat dan lebih besar dibandingkan mereka yang makan brokoli masak.

Temuan tersebut menambah bukti yang selama ini menghubungkan diet kaya akan sayuran, seperti brokoli dan kembang kol, mampu mengurangi resiko kanker.

Karenanya, jika Anda ingin mengonsumsi brokoli, sebaiknya makan mentah karena lebih bergizi. Atau jika Anda lebih suka dengan cara dimasak, Martijn Vermeulen PhD, pemimpin penelitian menyarankan, kukus saja. Jangan terlalu matang, tapi cukup renyah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cara mengolah seperti itu dapat menjaga ketersediaan sulforaphane.